Silahkan Buat Iklan Sekolah Anda di sini Ya.... yang penting-penting aja

Rabu, 23 September 2009

KTSP

PAI = ktsp kelas 7 : ktsp kelas 8 : katsp kls 9 : silabus rpp

TIK = ktsp tik kelas 7 : ktsp tik kelas 8 : ktsp tik kelas 9

Matikatika = RPP kelas 7 : RPP kelas 8 : maematika kelas 9

Seni budaya = kelas 7, 8, 9 :

IPS terpadu = kelas 7 : kelas 8 : kelas 9

Kelender guru depag = kelas 7 : kelas 8 : kelas 9

Aqidah Akhlak = kelas 9

Panduan Teknis Pengembangan Kurukulum MTs

MP3

Gives Thanks To Allah : Senandung Al Qur'an : Do'a Taubat

Jangan Menyerah

Bertolong-tonganlah dalam kebaikan, Insya Allah.. Allah akan menolong kita dengan caranyaNya sendri.

Selasa, 22 September 2009

Perhatian Terhadap Guru

Pak Guru dan Bu Guru tahunya kita belajar dan mengerjakan tugas,” merupakan ungkapan keluhan yang akhir-akhir ini kerap kita dengar dari anak-anak dan remaja kita.Mereka merasa tidak ada yang peduli dengan permasalahan yang mereka hadapi, baik di rumah maupun di sekolah Orang-orang yang merasa telah mencoba untuk peduli dan orang-orang yang merasa ingin dipedulikan, belum berhasil membentuk sebuah hubungan timbal balik yang penuh kepedulian.
Dalam konteks sekolah, guru yang peduli mengarahkan energi mereka untuk peduli terhadap para muridnya. Mereka melakukan tindakan-tindakan untuk memenuhi kebutuhan para muridnya yang belum terpenuhi. Guru yang peduli memandang para muridnya lebih penting daripada pelajarannya. Guru memahami bahwa tugas mereka adalah menyediakan sebuah lingkungan di mana para murid dapat belajar isi pengetahuan spesifik sehingga mereka berkembang menjadi pribadi-pribadi yang peduli. Guru yang peduli mengembangkan hubungan-hubungan dengan para muridnya, mendengarkan para muridnya, menciptakan sebuah suasana yang hangat, mengetahui para murid secara individual, memperlihatkan empati, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan akademik dan emosional para muridnya.
Pengajaran yang peduli melibatkan hubungan-hubungan yang tulus dan bermakna antara para guru dan para muridnya yang mempercepat pertumbuhan dan belajar para muridnya. Lingkungan belajar yang peduli memungkinkan para murid merasa aman, memungkinkan para murid membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Bekerja bersama-sama dengan orang lain. Sedangkan para guru dalam kelas-kelas ini bertugas menghubungkan hal-hal tersebut dengan minat, budaya, dan pengalaman belajar terdahulu para muridnya.
Bulach, Brown, and Potter (1998) menyatakan perilaku-perilaku yang perlu dikembangkan oleh para guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang peduli adalah:
1) Kemampuan untuk mengurangi kecemasan
2) Keinginan untuk mendengarkan
3) Menghargai perilaku-perilaku yang pantas
4) Menjadi seorang teman
5) Menggunakan kritikan positif dan negatif secara tepat
Harapannya adalah ketika kita mampu menunjukkan kepedulian kita pada murid di sekolah, maka anak-anak kita di sekolah akan mampu mengembangkan pengetahuan yang kokoh dan terpercaya tentang diri mereka, masyarakat mereka, dan dunia. Untuk mengembangkan pengetahuan yang terpercaya, mereka harus belajar dalam situasi hubungan-hubungan yang juga terpercaya. Mereka harus merasa aman untuk membagi pengetahuan yang mereka miliki sebagaimana mereka percaya pada hubungan segitiga yang terpercaya antara guru, murid dan orangtua. Dalam membangun kepercayaan pada diri sendiri maupun orang lain, mereka bertindak secara politis dengan membagikan dan menyembunyikan pengetahuan berdasarkan pemahaman-pemahaman mereka dalam hubungan-hubungan di dalam kelas. Mereka secara cerdas belajar dari dalam kelas mengapa sebuah sebuah hubungan terputus karena rusaknya sebuah kepercayaan yang sedang mereka bangun. Mereka belajar mengenali gangguan-gangguan hubungan seperti itu dengan mengamati perilaku-perilaku seperti tanggap-tidaknya seorang guru terhadap situasi-situasi yang muncul dalam kelas (Raider-Roth, 2005)
Berikut ini beberapa kiat praktis yang bisa dilakukan para guru di sekolah untuk menumbuhkankan kepedulian antara lain:
1. Secara aktif mendengarkan para murid
2. Melakukan kontak mata dengan para murid
3. Membantu para murid atas pekerjaan rumahnya
4. Menggunakan metode pengajaran yang bervariasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan individual setiap muridnya
5. Memberikan penjelasan-penjelasan yang jelas tentang penugasan-penugasan yang diberikan pada para murid
6. Mengecek dengan tujuan untuk memahami kemampuan murid
7. Menyediakan bahan-bahan yang diperlukan para murid
8. Memajang hasil karya para murid
9. Melakukan penyesuaian-penyesuaian jadwal bila diperlukan
10. Memelihara sebuah lingkungan belajar yang aman
11. Menerapkan manajemen kelas secara konsisten
12. Menghabiskan waktu di luar kelas dengan para murid
13. Bekerjasama dengan rekan kerja lainnya
14. Memanggil nama para murid ketika berhubungan dengan mereka
15. Menggunakan gaya komunikasi yang positif
16. Mengungkapkan harapan yang tinggi bagi semua muridnya
17. Meminta pendapat para murid
18. Mengenali para murid secara individual atas prestasinya di dalam maupun di luar kelas.
19. Melakukan komunikasi dengan para orangtua

Sebagai Kepala Sekolah

Sekolah identik dengan suatu organisasi, dan organisasi tersebut akan berkembang dan mengalami kemajuan sangat ditentukan oleh manejernya. Kompetensi manejer di dalam memainkan peranan manajerialnya akan dapat mewujudkan suatu prestasi dan kalau organisasi tersebut bergerak di bidang bisnis, maka tentunya organisasi tersebut akan memperoleh keuntungan atau benefit yang luar biasa.
Demikian pula halnya dengan sekolah, dan sekolah identik pula sebagai sebuah organisasi yang bergerak di dalam membentuk dan menghasilkan SDM. Kemajuan suatu sekolah tidak terlepas dari kompetensi manajerial yang dimainkan dan dimiliki oleh kepala sekolah. Semegah apapun dan secanggih apapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah kalau tidak dimanage dan ditangani oleh kepala sekolah beserta dengan aparat birokrasi sekolah yang bersangkutan, maka itu akan sia-sia. Oleh sebab itu, kemajuan dan perkembangan suatu sekolah sangat ditentukan atensi dan kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah, sehingga kiprah kepala sekolah di dalam menjalankan visi,misi dan strategi sekolah dapat terwujud. Urgensinya dari persoalannya bahwa : Pertama, kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas yang sarat dengan harapan dan pembaharuan, oleh sebab itu kepala sekolah adalah inovator. Kemasan cita-cita mulia pendidikan kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah. Optimisme dan kepercayaan orang tua menyekolahkan putera-puterinya pada sekolah tertentu tidak lain berupa fenomen menggantungkan cita-citanya pada semua komponen persekolahan seperti guru, karyawan dan kepala sekolah. Karena orang tua masih banyak memiliki pandangan bahwa suatu sekolah yang sudah menjadi primadona dan fanatismenya disebabkan oleh popularitas suatu sekolah yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai, komponen birokrasi dan administrasi sekolah yang terbuka, harmonisasi dan interaksi antar semua komponen persekolah saling mendukung dan terbentuk suasana kondunsif, di manapun lokasi sekolah yang bersangkutan akan tetap dikejar. Apalagi masih melekat dari para orang tua yang sudah tertanam didirinya, bahwa bila anak pertamanya dididik di sekolah tertentu, maka untuk anak-anak berikutnya tetap menginginkan sekolah yang bersangkutan. Hal ini tentunya atas pertimbangan yang sudah disebutkan di atas. Siswa dapat belajar dan membelajarkan dirinya hanya karena fasilitasi kepala sekolah, oleh sebab itu seorang kepala sekolah mestilah seorang fasilitator. Seonggokan aturan dan kurikulum yang selanjutnya direalisasiakan oleh para pendidik sudah pasti atas koordinasi dan otokrasi dari kepala sekolah. Singkatnya, kepala sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan. Kedua, sekolah sebagai suatu komunitas pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah. Pada level ini, kepala sekolah sering dianggap satu atau identik, bahkan secara begitu saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya. Di sini tampak peranan kepala sekolah bukan hanya seorang akumulator yang mengumpulkan aneka ragam potensi penata usaha, guru, karyawan dan peserta didik; melainkan konseptor managerial yang bertanggungjawab pada kontribusi masing-masingnya demi efektivitas dan efiseiensi kelangsungan pendidikan. Akhirnya, kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah. Sayang sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam sekolah diharubirukan oleh ketakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada dalam sekolah. Ketiga, mestilah memahami akan fungsi apa yang disebut dengan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau dikenal dengan istilah Total Quality Management (TQM) Salah satu pola manajemen yang berisi seperangkat prosedur yang digunakan oleh setiap orang/institusi untuk memperbaiki kinerja pembelajaran secara terus menerus. Karena mamfaat dari MMT ini antara lain adalah untuk meningkatkan kinerja proses pembelajaran melalui peningkatan produktivitas, efektivitas dan efisiensi. Konsep ini harus dipahami oleh semua unsur birokrasi sekolah, mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, guru BP, petugas laboratorium, pustaka, karyawan, penjaga sekolah, siswa, orang tua dan komite sekolah. Masing-masing bersinergi dan saling menunjukan kinerja, dan masing-masing saling bertanggungjawab dengan tugas dan fungsi yang melekat pada dirinya. Akan terasa pincang jalannya suatu organisasi sekolah, bilama masing-masing komponen tidak saling mendukung, dan lebih celakanya masing-masing komponen melempar tanggungjawab, dan seolah-olah tugas dan fungsi yang melekat pada dirinya bisa dikerjakan oleh orang lain.Oleh sebab itulah, kompetensi seorang kepala sekolah di dalam menjalankan roda organisasi sekolah mesti ada. Kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah di samping yang disebutkan di atas, diantaranya adalah konseptor, negosiator, administrator, motivator. Disamping itu seorang kepala sekolah juga memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional, dan ini terkait erat dengan program sertifikasi bagi kepala sekolah. Suatu hal yang harus melekat erat pada seorang kepala sekolah adalah memiliki visioner, punya pandangan dan wawasan, intelektual, dan bertanggungjawab. Semoga.