Pak Guru dan Bu Guru tahunya kita belajar dan mengerjakan tugas,” merupakan ungkapan keluhan yang akhir-akhir ini kerap kita dengar dari anak-anak dan remaja kita.Mereka merasa tidak ada yang peduli dengan permasalahan yang mereka hadapi, baik di rumah maupun di sekolah Orang-orang yang merasa telah mencoba untuk peduli dan orang-orang yang merasa ingin dipedulikan, belum berhasil membentuk sebuah hubungan timbal balik yang penuh kepedulian.
Dalam konteks sekolah, guru yang peduli mengarahkan energi mereka untuk peduli terhadap para muridnya. Mereka melakukan tindakan-tindakan untuk memenuhi kebutuhan para muridnya yang belum terpenuhi. Guru yang peduli memandang para muridnya lebih penting daripada pelajarannya. Guru memahami bahwa tugas mereka adalah menyediakan sebuah lingkungan di mana para murid dapat belajar isi pengetahuan spesifik sehingga mereka berkembang menjadi pribadi-pribadi yang peduli. Guru yang peduli mengembangkan hubungan-hubungan dengan para muridnya, mendengarkan para muridnya, menciptakan sebuah suasana yang hangat, mengetahui para murid secara individual, memperlihatkan empati, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan akademik dan emosional para muridnya.
Pengajaran yang peduli melibatkan hubungan-hubungan yang tulus dan bermakna antara para guru dan para muridnya yang mempercepat pertumbuhan dan belajar para muridnya. Lingkungan belajar yang peduli memungkinkan para murid merasa aman, memungkinkan para murid membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Bekerja bersama-sama dengan orang lain. Sedangkan para guru dalam kelas-kelas ini bertugas menghubungkan hal-hal tersebut dengan minat, budaya, dan pengalaman belajar terdahulu para muridnya.
Bulach, Brown, and Potter (1998) menyatakan perilaku-perilaku yang perlu dikembangkan oleh para guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang peduli adalah:
1) Kemampuan untuk mengurangi kecemasan
2) Keinginan untuk mendengarkan
3) Menghargai perilaku-perilaku yang pantas
4) Menjadi seorang teman
5) Menggunakan kritikan positif dan negatif secara tepat
Harapannya adalah ketika kita mampu menunjukkan kepedulian kita pada murid di sekolah, maka anak-anak kita di sekolah akan mampu mengembangkan pengetahuan yang kokoh dan terpercaya tentang diri mereka, masyarakat mereka, dan dunia. Untuk mengembangkan pengetahuan yang terpercaya, mereka harus belajar dalam situasi hubungan-hubungan yang juga terpercaya. Mereka harus merasa aman untuk membagi pengetahuan yang mereka miliki sebagaimana mereka percaya pada hubungan segitiga yang terpercaya antara guru, murid dan orangtua. Dalam membangun kepercayaan pada diri sendiri maupun orang lain, mereka bertindak secara politis dengan membagikan dan menyembunyikan pengetahuan berdasarkan pemahaman-pemahaman mereka dalam hubungan-hubungan di dalam kelas. Mereka secara cerdas belajar dari dalam kelas mengapa sebuah sebuah hubungan terputus karena rusaknya sebuah kepercayaan yang sedang mereka bangun. Mereka belajar mengenali gangguan-gangguan hubungan seperti itu dengan mengamati perilaku-perilaku seperti tanggap-tidaknya seorang guru terhadap situasi-situasi yang muncul dalam kelas (Raider-Roth, 2005)
Berikut ini beberapa kiat praktis yang bisa dilakukan para guru di sekolah untuk menumbuhkankan kepedulian antara lain:
1. Secara aktif mendengarkan para murid
2. Melakukan kontak mata dengan para murid
3. Membantu para murid atas pekerjaan rumahnya
4. Menggunakan metode pengajaran yang bervariasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan individual setiap muridnya
5. Memberikan penjelasan-penjelasan yang jelas tentang penugasan-penugasan yang diberikan pada para murid
6. Mengecek dengan tujuan untuk memahami kemampuan murid
7. Menyediakan bahan-bahan yang diperlukan para murid
8. Memajang hasil karya para murid
9. Melakukan penyesuaian-penyesuaian jadwal bila diperlukan
10. Memelihara sebuah lingkungan belajar yang aman
11. Menerapkan manajemen kelas secara konsisten
12. Menghabiskan waktu di luar kelas dengan para murid
13. Bekerjasama dengan rekan kerja lainnya
14. Memanggil nama para murid ketika berhubungan dengan mereka
15. Menggunakan gaya komunikasi yang positif
16. Mengungkapkan harapan yang tinggi bagi semua muridnya
17. Meminta pendapat para murid
18. Mengenali para murid secara individual atas prestasinya di dalam maupun di luar kelas.
19. Melakukan komunikasi dengan para orangtua
Dalam konteks sekolah, guru yang peduli mengarahkan energi mereka untuk peduli terhadap para muridnya. Mereka melakukan tindakan-tindakan untuk memenuhi kebutuhan para muridnya yang belum terpenuhi. Guru yang peduli memandang para muridnya lebih penting daripada pelajarannya. Guru memahami bahwa tugas mereka adalah menyediakan sebuah lingkungan di mana para murid dapat belajar isi pengetahuan spesifik sehingga mereka berkembang menjadi pribadi-pribadi yang peduli. Guru yang peduli mengembangkan hubungan-hubungan dengan para muridnya, mendengarkan para muridnya, menciptakan sebuah suasana yang hangat, mengetahui para murid secara individual, memperlihatkan empati, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan akademik dan emosional para muridnya.
Pengajaran yang peduli melibatkan hubungan-hubungan yang tulus dan bermakna antara para guru dan para muridnya yang mempercepat pertumbuhan dan belajar para muridnya. Lingkungan belajar yang peduli memungkinkan para murid merasa aman, memungkinkan para murid membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Bekerja bersama-sama dengan orang lain. Sedangkan para guru dalam kelas-kelas ini bertugas menghubungkan hal-hal tersebut dengan minat, budaya, dan pengalaman belajar terdahulu para muridnya.
Bulach, Brown, and Potter (1998) menyatakan perilaku-perilaku yang perlu dikembangkan oleh para guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang peduli adalah:
1) Kemampuan untuk mengurangi kecemasan
2) Keinginan untuk mendengarkan
3) Menghargai perilaku-perilaku yang pantas
4) Menjadi seorang teman
5) Menggunakan kritikan positif dan negatif secara tepat
Harapannya adalah ketika kita mampu menunjukkan kepedulian kita pada murid di sekolah, maka anak-anak kita di sekolah akan mampu mengembangkan pengetahuan yang kokoh dan terpercaya tentang diri mereka, masyarakat mereka, dan dunia. Untuk mengembangkan pengetahuan yang terpercaya, mereka harus belajar dalam situasi hubungan-hubungan yang juga terpercaya. Mereka harus merasa aman untuk membagi pengetahuan yang mereka miliki sebagaimana mereka percaya pada hubungan segitiga yang terpercaya antara guru, murid dan orangtua. Dalam membangun kepercayaan pada diri sendiri maupun orang lain, mereka bertindak secara politis dengan membagikan dan menyembunyikan pengetahuan berdasarkan pemahaman-pemahaman mereka dalam hubungan-hubungan di dalam kelas. Mereka secara cerdas belajar dari dalam kelas mengapa sebuah sebuah hubungan terputus karena rusaknya sebuah kepercayaan yang sedang mereka bangun. Mereka belajar mengenali gangguan-gangguan hubungan seperti itu dengan mengamati perilaku-perilaku seperti tanggap-tidaknya seorang guru terhadap situasi-situasi yang muncul dalam kelas (Raider-Roth, 2005)
Berikut ini beberapa kiat praktis yang bisa dilakukan para guru di sekolah untuk menumbuhkankan kepedulian antara lain:
1. Secara aktif mendengarkan para murid
2. Melakukan kontak mata dengan para murid
3. Membantu para murid atas pekerjaan rumahnya
4. Menggunakan metode pengajaran yang bervariasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan individual setiap muridnya
5. Memberikan penjelasan-penjelasan yang jelas tentang penugasan-penugasan yang diberikan pada para murid
6. Mengecek dengan tujuan untuk memahami kemampuan murid
7. Menyediakan bahan-bahan yang diperlukan para murid
8. Memajang hasil karya para murid
9. Melakukan penyesuaian-penyesuaian jadwal bila diperlukan
10. Memelihara sebuah lingkungan belajar yang aman
11. Menerapkan manajemen kelas secara konsisten
12. Menghabiskan waktu di luar kelas dengan para murid
13. Bekerjasama dengan rekan kerja lainnya
14. Memanggil nama para murid ketika berhubungan dengan mereka
15. Menggunakan gaya komunikasi yang positif
16. Mengungkapkan harapan yang tinggi bagi semua muridnya
17. Meminta pendapat para murid
18. Mengenali para murid secara individual atas prestasinya di dalam maupun di luar kelas.
19. Melakukan komunikasi dengan para orangtua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar